Senin, 12 Maret 2012

Inikah Alasan Hitler Tidak Membantai Seluruh Bangsa Yahudi?


Oleh Erlinda Rakhmawati
Tidak akan kubantai habis seluruh yahudi
Agar di masa yang akan datang kalian mengerti
alasan mengapa aku membantai mereka
[Adolf Hitler dalam Bukunya Mein Kampf]
Adolf Hitler, pemimpin tertinggi Jerman puluhan tahun yang lalu. Namanya mulai terkenal ketikan gerakan Nazi yang dipimpinnya mampu mendominasi Jerman dan negara-negara Eropa di sekitarnya.
Salah satu manuver pilitiknya yang masih menjadi gunjingan hingga saat ini adalah pembantaiannya terhadap ribuan warga Yahudi Jerman, yang lebih dikenal dengan peristiwa Holocaust.
Dan Hitler telah memprediksi, titah pembantaiannya terhadap ras yang satu ini akan selalu menjadi berita yang kontroversial. Karena itu Hitler mengatakan dalam buku Mein Kampf yang ditulisnya, “Tidak akan kubantai habis seluruh yahudi agar di masa yang akan datang kalian mengerti alasan mengapa aku membantai mereka.” Kini, hampir 80 tahun setelah peristiwa tersebut, kita dapat menelaah apa alasan Hitler membantai warga minoritasnya itu.
Yahudi saat ini (yang disisakan oleh Hitler itu), tumbuh menjadi kaum yang kuat dan banyak. Mereka tersebar hampir di seluruh negara di dunia ini. Mereka pintar dan sangat berpengaruh. Mereka berada di posisi-posisi penting pemegang kebijakan dunia.
Merekalah penggagas dan pemegang IMF, PBB, dan Bank Dunia. Mereka juga memiliki ilmuwan-ilmuwan jenius peraih Nobel (80% peraih Nobel dunia adalah Yahudi). Juga ekonom dan ahli kenegaraan yang menjadi rebutan para petinggi dunia.
Selain itu, mereka juga menguasai industri hiburan dan media massa. Mereka memiliki kantor berita, Produktion House, jurnalis, produser, sutradara, aktris dan aktor, serta penyanyi-penyanyi papan atas, yang tidak hanya langganan mendapat penghargaan, tapi juga gencar menyebarluaskan ideologi mereka pada masyarakat umum.
Tak ketinggalan, mereka juga menguasai industri perdagangan dunia. Berbagai perusahan besar mereka menyediakan aneka kebutuhan masyarakat dunia, mulai dari popok bayi, makanan, minuman, hingga perangkat elektronik. Dan sebagian besar keuntungan yang mereka dapatkan, mereka sumbangkan dengan sukarela untuk mendukung misi-misi ke-yahudian mereka.
Pendek kata, para Yahudi yang telah berhasil keluar dari keterpurukan mereka akibat penindasan itu, kini menjadi suatu kaum yang sangat kuat dan disegani dunia. Dan apa yang mereka lakukan dengan segala capaian yang telah mereka raih?
Alih-alih memberikan bantuan bagi suatu kaum atau bangsa yang tertindas, mereka malah menggunakan segala kejayaan yang mereka punya untuk menindas bangsa manapun yang mampu mereka tindas. Bahkan bangsa yang sama sekali tak bertanggung jawab atas penindasan terhadap mereka, seperti penindasan yang mereka lakukan di Palestina.
Dengan semua kenyataan tentang Yahudi saat ini, kepahaman kita yang seperti apakah yang diingini oleh seorang Hitler, agar kita memaklumi pembantaian yang dilakukannya puluhan tahun yang lalu?
Ada 2 spekulasi kemungkinan yang akan saya paparkan di sini.
  • Hitler ingin menunjukkan pada kita, bahwa para Yahudi itu memang pembuat masalah yang sangat membahayakan dunia. Karena itu mereka pantas dibantai.
Kalau alasan ini yang Hitler ingin kita mengerti, maka dia telah berhasil. Karena masyarakat dunia sesungguhnya telah tahu dan muak dengan segala makar dan kejahatan yang bangsa Yahudi lakukan. Meskipun, hanya sedikit orang yang benar-benar protes dan melakukan perlawanan terhadap dominasi Yahudi di dunia ini.
Intifadhoh di Palestina, pemboikotan produk-produk yahudi, perang terhadap liberalisme, hedonisme, prularisme, sekulerisme, serta isme-isme yang lainnya, adalah beberapa contoh perlawanan yang masyarakat lakukan untuk membantai makar mereka.
  • Hitler ingin menunjukkan pada kita, bahwa pembantaian yang dilakukannya dapat melecut semangat para Yahudi saat itu di berbagai penjuru dunia, sehingga mereka (para Yahudi) bangkit dari kemalasan mereka dan mulai giat bekerja untuk menguasai dunia.
Jika alasan ini yang dipakai Hitler untuk membantai para yahudi Jerman saat itu, maka sesungguhnya ia juga telah berhasil.
Dalam Protocols of Zion disebutkan, bahwa tujuan pembantaian Yahudi dalam peristiwa Holocaust adalah untuk melenyapkan para Yahudi yang lemah dan pemalas, serta “membangunkan” para Yahudi yang lain agar kembali serius bekerja dalam mewujudkan The New World Order-Tatanan Dunia Baru.
Mereka yang mati terbantai adalah Yahudi yang tidak terlalu “bermanfaat”. Satu-satunya kemanfaatan yang bisa mereka berikan adalah dengan mati terbantai, sebagai pelecut bagi saudara-saudara satu ras mereka, agar mau bangkit mengemban misi sebagai “Bangsa Terpilih”.
Entah apa alasan Hitler yang sebenarnya saat dia membantai para Yahudi Jerman kala itu. Entah apa pula alasan Hitler, saat dia menyisakan Yahudi yang lain untuk tetap hidup waktu itu. Tapi jika mengingat bahwa Hitler sendiri sebenarnya adalah seorang kader Yahudi militan, maka alasan ke-2 lebih mungkin diembannya.
Dari artikel di eramuslim.com yang berjudul “Yahudi di Sekitar Hitler” sangat kentara bahwa sesungguhnya Hitler adalah seorang keturunan yahudi yang “terdidik dengan baik” dengan didikan ala Yahudi. Bahkan saat berkuasa sebagai pemimpin Nazi pun, Hitler selalu didampingi dengan mesra oleh saudara-saudara satu ras-nya.
Termasuk saat mengambil kebijakan Holocaust. Kebijakannya yang satu ini tak lepas dari pertimbangan jenderal-jenderal dan ahli kenegaraan yang mayoritas adalah Yahudi. Jika Holocaust bukanlah sebuah konspirasi besar dalam pemberdayaan kembali ras yahudi, maka seharusnya saat itu para jenderal, panglima, penasehat, ayah, dan bahkan istri Hitler, saling berlomba untuk menggagalkan kebijakan tersebut.
Peristiwa Holocaust pada kenyataannya kini selalu menjadi senjata bagi para Yahudi untuk mengambil simpati masyarakat dunia. Pembantaian atas ribuan kaum mereka (beberapa peneliti sejarah mengatakan bahwa jumlah ini terlalu dilebih-lebihkan), menjadi alasan bagi mereka untuk membuat masyarakat dunia iba akan nasib mereka.
Dengan Holocaust, bangsa yahudi membuat masyarakat dunia bersepakat untuk memaklumi segala “kenakalan” yang mereka lakukan. Dengan Holocaust, mereka mengkampanyekan permusuhan kepada orang-orang yang anti-semit (anti-yahudi). Dan dengan Holocaust, mereka merajuk kepada dunia agar dibiarkan dan diberi pertolongan untuk kembali ke rumah mereka di Palestina, meskipun itu berarti mengusir dan membantai seluruh warga aslinya.
Hanya Hitler sendiri yang mengerti, apa alasannya membantai para Yahudi di negaranya. Yang jelas, selamanya kita tidak akan pernah membenarkan suatu pembantaian ummat manusia -apapun ras, agama, kelas sosial, maupun bangsanya- dengan alasan apapun yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT.
Dan saat ini, setelah semua yang terjadi, yang dapat kita lakukan adalah selalu mewaspadai dan memerangi segala makar jahat yang dibuat oleh bangsa manapun di dunia ini. Termasuk makar dalam pembentukan opini publik yang berlebihan dan menyesatkan. Wallahu’alam.

Sumber :
  • Talmud : Kitab Hitam Yahudi yang Menggemparkan/ Muhammad Abdullah asy-Syarqawi
  • Dajjal dan Simbol Setan/ Drs. H. Toto Asmara
  • eramuslim.com
(jashtis/NMJ)

1 komentar: